Minggu, 17 Oktober 2010

MELATI MEMBAWAKU KEMBALI

Dasar anak bandel, ga bisa diatur, pergi kamu dari sini”, suara papa memecahkan kesunyian malam itu, mama diam dan menangis. Aku memasukkan beberapa pakaianku kedalam tas, dan pergi dari rumah.

Aku tidak tahu kemana tujuanku, hanya emperan toko yang bisa aku jadikan tempat untuk tidurku malam ini. “Pakai ini kak”, seorang anak menyodorkan kardus untuk alas tidurku. “Kenapa kakak menangis?”, aku tak menjawab pertanyaan itu.

“Bangun kak, sahur dulu, hari ini kita dapat makan sahur gratis. Alhamdulillah”. Aku melahap makanan yang diberikan anak kecil itu. Dia mengajakku ke Masjid untuk sholat Subuh, tapi aku hanya menunggunya diluar. Aku mengikuti anak itu yang akhirnya aku tahu namanya Melati, berjualan di perempatan jalan.

“Kamu tidak makan siang? Aku lapar nich”, Melati tersenyum, “Saya puasa kak”, aku terdiam dan merasa malu. Anak kecil didepanku ini walaupun hidupnya serba kekurangan tapi tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur pada apa yang Allah berikan.

Aku menangis, kali ini tangis penyesalan, karena telah menyakiti orang tuaku dan tidak pernah menjalankan perintah-Nya. Aku memutuskan untuk pulang, bersujud dikaki orang tuaku meminta maaf dan berjanji menjadi Kasih yang lebih baik.

Alhamdulillah, karena Melati pada Ramadhan ini aku telah kembali ke jalan-Mu ya Allah.